Advertisement

Penjelasan Polisi Terkait Dugaan Perundungan Dokter Anastesi Undip hingga Meninggal Dunia

Newswire
Sabtu, 17 Agustus 2024 - 18:27 WIB
Sunartono
Penjelasan Polisi Terkait Dugaan Perundungan Dokter Anastesi Undip hingga Meninggal Dunia Ilustrasi dokter - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG—Aparat kepolisian memberikan penjelasan terkait dugaan perundungan dokter anastesi Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang diduga meninggal dunia akibat bunuh diri.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar mengatakan polisi belum menemukan bukti yang berkaitan dengan motif perundungan terhadap AR, mahasiswi Program Studi Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang diduga meninggal dunia akibat bunuh diri.

Advertisement

BACA JUGA : Usut Kasus Bunuh Diri di Fakultas Kedokteran Undip

"Belum ada fakta atau bukti korban meninggal bermotif perundungan, begitu juga sebaliknya belum ada bukti yang menguatkan kematian itu bukan karena perundungan," kata Irwan dilansir Antara, Jumat.

Ia mengakui polisi menemukan sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya. Sembilan lembar catatan buku harian tersebut berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya kepada Tuhan serta keluhan kepada seseorang yang diduga kekasihnya.

"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," katanya.

Terkait dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan. Adapun tentang kepastian tentang penyebab meninggalnya korban, kata dia, masih didalami tindakan tersebut merupakan bentuk kesengajaan atau kelalaian.

Dari hasil visum, lanjut dia, ditemukan tiga luka yang diduga bekas suntikan. Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan alat suntik serta bekas botol obat Roculax yang diduga dipakai korban untuk meredakan rasa nyeri.

Ia menyebut dari informasi sementara diketahui korban memiliki riwayat penyakit saraf kejepit di punggung. "Sebagai tenaga medis, korban seharusnya tahu berapa ukuran bahaya obat yang disuntikkan tersebut. Apakah sengaja atau lalai sehingga berefek pada kematian," katanya.

Polisi sendiri masih mendalami jika memang motif kematian korban akibat bunuh diri dengan memeriksa para saksi, seperti teman-teman di sekitar korban, termasuk rekan seprofesinya.

Sebelumnya, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Korban berinisial AR yang ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jadwal Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Kamis 19 September 2024

Jogja
| Kamis, 19 September 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement