Advertisement

Promo November

Luhut Sebut Penataan Kawasan Candi Borobudur Sudah 32 Tahun, Baru Selesai di Era Jokowi

Newswire
Jum'at, 20 September 2024 - 09:17 WIB
Ujang Hasanudin
Luhut Sebut Penataan Kawasan Candi Borobudur Sudah 32 Tahun, Baru Selesai di Era Jokowi Wisatawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/2/2021). - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Haranjogja.com, MAGELANG—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi kawasan Museum dan Kampung Seni Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang sudah dioperasikan sejak 16 September 2024.

Dalam kunjungan tersebut, Luhut mengatakan bahwa penataan kawasan Candi Borobudur sudah dilakukan sejak 32 tahun lalu. "Penataan ulang Borobudur ini sudah disiapkan selama 32 tahun, tapi baru rampung pada akhir masa pemerintahan Bapak Jokowi," kata Luhut, di Magelang, Kamis (19/9/2024) dilansir dari Antara

Advertisement

Ia menyampaikan Tol Semarang-Yogyakarta akan membawa orang kira-kira 20 juta per tahun.

"Kita lihat ada proyeksi dua juta turis akan kemari, ada yang dari teman-teman Buddha dari Thailand, China, Jepang. Mereka bisa tinggal 5-10 hari, ini sangat penting yang akan menikmati nanti adalah masyarakat sekitar," katanya pula.

BACA JUGA: Lapangan Parkir Baru di Kawasan Kampung Seni Candi Borobudur Diuji Coba

Dia menyampaikan sebelum kawasan ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada minggu satu atau dua Oktober 2024, pihaknya mau mendengar masukan dari masyarakat.

Menurut dia, turis bisa dua juta setahun dan berharap endingnya bisa tiga miliar dolar AS uang yang masuk di sini dan itu angka yang sangat besar, oleh karena itu rakyat harus disiapkan mengenai home stay.

"Nanti yang menjadi kunci harus ada pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat. Orang yang tinggal di situ tidak perlu pergi ke hotel, ini menjadi lahan buat rakyat kita sekitar Borobudur," katanya lagi.

Menyinggung penundaan pemasangan Catra di Candi Borobudur, dia menyampaikan supaya tidak berkembang kontroversi memang masih diteliti lebih dalam.

"Jadi kita tidak mau menyalahi aturan yang dibuat UNESCO bahwa Catra di sini itu bentuknya belum tahu bagaimana. Jadi tidak boleh pikiran satu kelompok , pikiran semua pihak," katanya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengemudi Tak Konsentrasi, Mobilio Tabrak 2 Mobil Sekalgus di Prawirotaman

Jogja
| Minggu, 10 November 2024, 14:27 WIB

Advertisement

alt

Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil

Wisata
| Senin, 04 November 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement