Advertisement

Jumlah Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Magelang Mencapai Ribuan

Nina Atmasari
Rabu, 16 Oktober 2024 - 20:37 WIB
Maya Herawati
Jumlah Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Magelang Mencapai Ribuan Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Bupati tentang Penanganan Anak Tidak Sekolah, di Balkondes Wringinputih Borobudur, Rabu (16/10 - 2024). – ist

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah masih ribuan. Pemkab pun melakukan sejumlah upaya guna terus menekan jumlah anak tidak sekolah.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Taufik H. Yahya menyebutkan jumlah anak tidak sekolah usia 7-18 tahun di Kabupaten Magelang berubah dari tahun ke tahun.

Advertisement

Pada 2022 sebanyak 128 anak, tahun 2023 sebanyak 2.058 anak dan tahun ini (sampai September 2024) 1.616 anak.

"Data menjadi kunci untuk penanganan anak tidak sekolah. Dari adanya data yang lengkap maka kemudian dilakukan intervensi," kata Taufik, dalam Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Bupati tentang Penanganan Anak Tidak Sekolah, di Balkondes Wringinputih Borobudur, Rabu (16/10/2024).

Pemerintah Kabupaten Magelang, katanya, melakukan upaya gotong royong untuk meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan. Upaya ini dilakukan melibatkan stakeholders seperti Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP).

Selain itu, menurutnya, payung hukum juga penting. Rancangan Peraturan Bupati diharapkan bisa segera ditetapkan sehingga pada 2025, penanganan anak tidak sekolah bisa dilakukan lebih cepat, lebih tertata dan terlindungi. Pendanaan juga diharapkan tidak hanya dari APBD tetapi juga dari pemerintah desa, serta nonpemerintah.

BACA JUGA: Ini Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Tidur

"Anak tidak sekolah diberikan penanganan agar mereka bisa kembali ke sekolah. Urgensi penanganan anak tidak sekolah ini akan dirasakan pada 25-30 tahun mendatang. Anak-anak usia sekolah saat ini akan menjadi generasi emas pada tahun 2040 sehingga pendidikan sangat penting untuk mereka," jelas Taufik.

Ketua KMPP, Eko Triyono mengatakan anak tidak sekolah lebih banyak ditemukan di wilayah perdesaan atau pegunungan.

Di kawasan tersebut anak tidak sekolah juga dipengaruhi oleh tradisi di masyarakat sehingga penanganan dilakukan melalui upaya pendekatan agar masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap pendidikan.

"Kami mengajak masyarakat setempat agar lebih peduli terhadap pendidikan, dimulai dari lingkungan sekitarnya, agar anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya," kata Eko Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rayakan Ajang Ekonomi Kreatif, Pikat Hati Wisatawan

Sleman
| Rabu, 16 Oktober 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement