Advertisement
KPU Kabupaten Magelang Ungkap Data Menarik dari Pilkada Serentak 2024

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG-- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Pada Pilkada Serentak 2024, KPU Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Magelang.
Advertisement
Ketua KPU Kabupaten Magelang, Ahmad Rofik mengatakan ada hal yang menarik dan perlu dilakukan evaluasi yaitu terkait surat suara tidak sah yang sudah berada di TPS (Tempat pemungutan Suara) pada hari pencoblosan, 27 November 2024.
Ia menyebutkan angka partisipasi pemilih dalam Pilbup Magelang sebesar Rp80,6% dan Pilgub Jateng 81,02%. Akan tetapi, dari surat suara tersebut, pada Pilbup Magelang ada 6,77% dan pada Pilgub Jateng sebanyak 7,79% dinyatakan tidak sah.
BACA JUGA: Besok Monas Ditutup untuk Masyarakat Umum, Ada Pelantikan Kepala Daerah
"Terdapat surat suara tidak sah. Pemilih hadir ke TPS tetapi surat suara tidak sah. Penyebabnya ada yang karena mencoblos dua, tidak mencoblos atau salah mencoblos. Padahal pemilihan bersamaan, tapi kenapa bisa begitu," kata Ahmad Rofik, dalam kegiatan Focus Group Discussion Penyusunan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2024, di Grand Artos Hotel & Convention, Rabu (19/2/2025).
FGD tersebut dihadiri perwakilan Forpimda, OPD, Ormas, akademisi, mantan badan adhoc penyelenggara Pilkada 2024, serta awak media. Jalannya FGD dipandu Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kabupaten Magelang, Siti Nurhayati.
Ahmad Rofik mengatakan dalam FGD ini akan dilakukan penajaman tentang bagaimana penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024, terutama hal yang tidak sinkron antara regulasi dan praktek.
Adapun saat memimpin diskusi, Siti Nurhayati mengatakan FGD merupakan kewajiban KPU Kabupaten dan Kota, sebagai wujud tanggung jawab untuk mengevaluasi dan melaporkan pilkada serentak.
"Ada instrumen yang diberikan, di antaranya terkait pemilihan, kelembagaan dan eksternalitas. Tujuan FGD ini adalah memvalidasi data di lapangan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 22 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Advertisement
Advertisement