Advertisement
21 Rumah Burung Hantu Dipasang di Lahan Rawan Tikus di Magelang

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG—Sebanyak 21 Rumah Burung Hantu (Rubuha) terpasang di lahan usaha tani yang rawan gangguan tikus di 21 Kecamatan di Kabupaten Magelang. Pemasangan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Magelang.
"Harapannya secara mandiri akan diikuti oleh pemerintahan desa, petani atau kelompok tani untuk menambah jumlah Rubuha yang terpasang dan kemudian menjaga keberlangsungan hidup dari burung hantu ( Tyto Alba ) yang bersarang di dalamnya," kata Wakil Bupati Magelang, Sahid, dalam kegiatan gerakan pengendalian hama tikus di Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kamis (17/4/2025).
Advertisement
Dengan adanya Rubuha dan kemudian ditempati oleh burung hantu (Tyto Alba) pengendalian tikus akan semakin efektif mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang merupakan perbukitan berupa lereng yang berdekatan dengan sumber dan aliran air yang menjadi lokasi nyaman bagi tikus untuk bersembunyi.
"Oleh karena itu, pada hari ini kita akan melakukan pengendalian hama tikus dengan metode pengumpanan dan pengemposan. Mari kita laksanakan bersama-sama sembari selalu berharap semoga usaha ini mendapatkan ridho dari Allah SWT sehingga tikus bisa terkendalikan dan mendapatkan hasil panen yang berlimpah," kata Sahid.
BACA JUGA: DKPP Bantul Klaim Serangan Tikus di Lahan Pertanian Tahun Ini Tidak Signifikan
Wakil Bupati Magelang Sahid didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Romza Ernawan beserta jajaran Forkopincam Bandongan memimpin langsung kegiatan gerakan pengendalian hama tikus di Desa Banyuwangi.
Sahid mengatakan pertanian menjadi sektor penting dalam menyediakan pangan, dimana pangan berperan vital dalam kehidupan. Gangguan dalam proses penyediaan pangan yang antara lain ditandai dengan munculnya hama penyakit tanaman seperti penggerek batang, kresek, busuk batang, tungro, wereng batang coklat dan tikus perlu disikapi dan ditindaklanjuti dengan secara tepat dan cepat.
Menurutnya, tikus merupakan salah satu hama utama yang mengganggu pada budidaya tanaman padi. Dimana tikus bisa menjadi pengganggu di sembarang umur pertanaman padi, terlebih pada saat kondisi tanaman tengah bunting.
Waktu dan metode pengendalian yang tepat perlu dipertimbangkan. Saat paling tepat melakukan pengendalian tikus adalah ketika lahan pertanian dalam kondisi Bera (belum ada pertanaman) sehingga metode pengumpanan bisa dilakukan dan pertanaman pada musim berikutnya bisa lebih aman dan terjaga.
Lebih lanjut Sahid menyampaikan, dengan usia tanaman campuran dalam satu hamparan maka pengendalian hama tikus harus memadukan beberapa metode yang tepat agar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Metode pengendalian hama tikus tersebut diantaranya, pengumpanan, tanaman perangkap, pemasangan Trap Barrier Sytem (TBS), pengemposan dan pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha) serta menjaga kelangsungan hidup predator / musuh alami dari tikus.
BACA JUGA: Sensasi Lomba Berburu Tikus, Per Ekor Dihargai Rp4.000
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan mengatakan gerakan pengendalian hama tikus ini sudah dilakukan secara masif bersama dengan petugas pengamat organisme pengganggu tanaman seKabupaten Magelang, bekerja sama dengan penyuluh dan kelompok tani.
Pola Tanam Serentak
Namun demikian, menurut Romza situasi kondisi iklim sekarang ini yang mana terjadi panas hujan yang tidak menentu menyebabkan kondisi ideal untuk perkembangan hama tikus, apalagi Kecamatan Bandongan merupakan salah satu kecamatan yang endemik tikus karena ketersediaan air yang melimpah, serta adanya pola tanam padi-padi pantun di Desa Banyuwangi yang berkesinambungan ketersediaan pangan untuk hama tikus.
"Kami berharap untuk teman-teman petani agar lebih memperhatikan pola tanam padi di Desa Banyuwangi," kata Romza.
Romza menganjurkan agak dilakukan pola tanam yang serentak untuk mengurangi serangan hama tikus. Ia menyebutkan luas serangan hama tikus di wilayah Kabupaten Magelang sendiri mencapai 30,7 hektare, dan sudah ada pengendalian hama tikus seluas 429 hektare.
BACA JUGA: Ratusan Hektare Sawah di Sleman Diserang Hama Tikus di 2024
Namun ia meminta kepada para petani untuk tidak lengah dan fokus pada serangan hama tikus saja namun juga waspada dengan serangan hama yang lainnya seperti, seperti penggerek batang, kresek, busuk batang, tungro dan wereng batang coklat.
"Kami selalu bersama dengan rekan-rekan penyuluh di wilayah Kedu akan selalu hadir di Kabupaten Magelang untuk mengawal ketersediaan pangan di Kabupaten Magelang, khususnya untuk menindaklanjuti instruksi dari Presiden Prabowo secepatnya Indonesia harus swasembada pangan," kata Romza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Libur Panjang Paskah, 21.400 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement