Advertisement
Simpan Kain Kafan, Cara Unik Dirut Bank Bapas 69 agar Tahan Godaan dan Amanah Bekerja

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG—Suasana nyaman langsung terasa di balik pintu paling sudut di lantai kedua Gedung Pusat Bank Bapas 69. Satu set sofa siap menyambut tamu yang datang menemui Direktur Utama Bank Bapas 69, Rohmad Widodo, di ruangan tersebut. Di sisi lainnya, meja besar menjadi tempat kerja pemimpin bank milik Pemerintah Kabupaten Magelang tersebut. Di meja itu dia bekerja, mencermati neraca, memastikan operasional perusahaan berjalan baik.
Ada yang menarik di sudut ruangan berukuran sekitar 5x5 meter tersebut. Di lemari samping meja kerja, terdapat pajangan dalam sebuah kotak kaca. Benda di dalam kotak tersebut pasti akan mengundang perhatian yang melihatnya. Kain putih polos yang dilipat rapi di dalam kotak kaca yang bening, sehingga terlihatdari luar.
Advertisement
“Iya, itu mori, kain kafan yang digunakan untuk membungkus jenazah. Ukurannya sesuai dengan ukuran saya,” kata Rohmad Widodo ketika ditemui Kamis (3/7/2025).
Direktur yang sudah lima tahun menjabat itu pun menjelaskan dirinya sengaja meletakkan kain kafan di almari ruang kerjanya. Ada cerita menarik yang menjadi latar belakangnya. Beberapa tahun lalu Bank Bapas 69 seperti biasa mengadakan pengajian rutin dua mingguan. Pada saat itu, materinya adalah pemulasaran jenazah dan ada praktik langsung.
BACA JUGA: Sekolah Rakyat di Temanggung Bakal Dilengkapi Asrama, Siswa dan Guru Wajib Tes Kesehatan
“Waktu praktik, ada yang jadi model. Saat ditawarkan siapa yang bersedia jadi model, peserta tidak ada yang mau. Jadi, saya yang maju jadi model jenazahnya. Kain kafan pun disiapkan dan diukur sesuai ukuran saya, termasuk jilbab dan talinya, lalu untuk praktik,” jelasnya.
Praktik berjalan lancar dan setelah acara, kain kafan tersebut hendak disimpan. Saat itulah Rohmad berpikir, mengapa tidak sebaiknya disimpan sendiri saja karena ukuran sudah dipotong sesuai untuk dirinya. Akhirnya, kain tersebut dibelinya dan kemudian disimpan. Tak ingin menjadikannya barang tersembunyi, ia pun memilih menyimpannya dalam kotak kaca di almari tepat di sisi kiri tempat duduknya.
Rohmad secara jujur mengatakan tidak ada wasiat khusus baik kepada keluarga maupun karyawannya bahwa kain tersebut besok harus digunakan ketika dirinya menuju peristirahatan terakhir. Namun, direktur berusia 52 tahun tersebut mengungkapkan ada banyak manfaat yang diperolehnya dari memajang kain kafan tersebut.
Ingat Mati
“Di meja kerja itu, saya sering menandatangani keputusan atau kebijakan, dan berhadapan dengan orang yang mengajukan permohonan-permohonan. Saat itulah, ketika mau mengambil keputusan dan kebijakan, saya melihat kain kafan itu, yang kemudian mengingatkan saya agar mengambil kebijakan yang sesuai aturan. Jika ada godaan untuk mengambil keuntungan yang di luar aturan, saya seperti diingatkan bahwa nanti ketika mati, jabatan dan kekayaan akan ditinggal di dunia, yang dibawa mati hanya amalan. Sehingga keputusan yang saya ambil harus yang sesuai aturan. Saya harus amanah dan berbuat terbaik menjalankan tugas ini,” tuturnya.
Kain kafan itu benar-benar bermanfaat. Simbol pengingat ini selalu mendampingi setiap keputusan-keputusan yang diambil oleh Rohmad Widodo. Hasilnya, performa dan pertumbuhan positif Bank Bapas 69 yang tahun ini memasuki usia 56 tahun. Bahkan, bank dengan slogan Bank-nya UMKM ini berhasil meraih berbagai penghargaan.
Dalam Top BUMD Awards Tahun 2024, PT BPR Bank Bapas 69 berhasil memboyong penghargaan kategori Top BUMD 2024 Stars 5 (bintang lima) serta penghargaan Platinum Trophy. Bank Bapas 69 Magelang dinilai memiliki pencapaian kinerja, kepemimpinan, dan manajemen yang baik serta selaras dengan visi BUMD. Total aktiva atau aset perusahaan saat ini sebesar lebih dari Rp1,5 triliun, tergolong besar untuk BPR. Bahkan, merupakan BPR terbesar di Jawa Tengah, bahkan Indonesia.
Pada kondisi ekonomi yang sedang melambat di tahun ini, Rohmad mengungkapkan pertumbuhan Bank Bapas 69 masih baik dengan tumbuhnya dua dari empat indikator yaitu pertumbuhan kredit, simpanan, pendapatan berbasis biaya dan perluasan saluran distribusi.
BACA JUGA: Ribuan Umat Buddha Ikuti Indonesia Tipitaka Chanting di Candi Borobudur
“Saat ini banyak perusahaan dalam kondisi sulit, tapi Bank Bapas tetap tumbuh baik. Ini bukan hanya dari kinerja, tetapi ada tangan-tangan yang tidak kelihatan yang membantu kami, mendoakan kami. Kedekatan dengan insan pers, santunan ke panti asuhan menjaid hal yang rutin bagi kami. Kami memberikan bantuan uang, beras, dan lainnya. Mungkin berkat doa-doa mereka [anak-anak panti asuhan] kami bisa terus tumbh dan memberi manfaat. Saya sangat percaya dengan tabur tuai,” tuturnya.
Rohmad Widodo juga mengakui kekompakan tim di Bank Bapas 69 menjadi salah satu kunci kinerja yang bisa menghasilkan kesuksesan saat ini. “Kami memelihara kekompakan sebagai budaya kerja, ini merupakan warisan pimpinan terdahulu yang terus kami pupuk untuk terus membesarkan Bank Bapas 69,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wujudkan Wisata Inklusif, Dispar Kulonprogo Menggandeng Penyandang Disabilitas
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Advertisement
Advertisement